Pernahkah Anda melihat sebuah tayangan video menyuguhkan tampilan virtual yang direfleksikan dari sebuah kertas bergambar? Jika Anda pernah melihatnya atau belum pernah melihatnya, teknologi yang memunculkan benda virtual tersebut adalah teknologi Augmented Reality atau biasa disingkat dengan AR.
Teknologi ini sudah ada sejak tahun 1901, dimana L. Frank Baum menemukan gagasan tampilan elektronik dari sebuah gambar ke dalam kehidupan nyata, yang dinamakan "Character Marker". Kemudian, di tahun 1975, Myron Krueger menciptakan videoplace yang membuat penonton dapat berinteaksi untuk pertama kali dengan virtual objek yang ada di dalam video. Dengan gagasan dari Baum dan Kreuger tersebut, maka terciptalah beberapa teknologi lainnya sehingga terwujudlah teknologi AR seperti saat ini.
Dalam perkembangannya, teknologi AR banyak digunakan industri kreatif dalam mempromosikan produk melalui iklan atau game interaktif. Di Indonesia sendiri, teknologi ini mulai dikembangkan secara serius oleh AR&co. Ingin tahu bagaimana seluk-beluk AR&co membawa teknologi AR di Indonesia? Berikut ini adalah hasil wawancara Sismi Priguna dengan Peter Shearer selaku Managing Director AR&co.
Kalau boleh tahu, apa itu teknologi AR?
Teknologi AR adalah teknologi yang membawa keceriaan di dunia virtual ke dalam dunia nyata. Dengan teknologi AR, masyarakat dapat melihat sebuah informasi secara realtime dari refleksi komputer.
Contoh singkatnya Anda dapat melihat gambar yang datar di sebuah kertas, tetapi karena adanya teknologi AR di dalam sebuah device, maka gambar tersebut akan berubah lebih interaktif dalam bentuk video, animasi, game dan masih banyak lagi.
Kalau Anda penggemar Harry Potter, pasti tidak akan lupa dengan kekuatan magis dimana sebuah kertas koran Daily Prophet yang gambarnya bisa melambai-lambai interaktif dengan pembacanya. Khayalan yang diceritakan J.K Rowling dalam buku ceritanya sama persis dengan gambaran teknologi AR, dimana sebuah gambar yang datar dapat berubah interaktif tetapi tidak secara magis, karena teknologi tersebut menggunakan marker dan kehebatan mata kamera di sebuah device sehingga gambar tersebut dapat bergerak nyata.
kalau boleh tahu AR&Co itu siapa?
AR&Co adalah sebuah perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan teknologi AR. Berdiri pertama kali sejak tahun 2009 di bawah naungan WIR - perusahaan yang bergerak dalam bidang branding development, AR&Co telah mengembangkan ratusan inovasi dalam memberikan pengalaman magis yang membawa kebahagiaan kepada dunia melalui teknologi inovatif AR.
Sejak kemunculannya di tahun 2009, kami telah melayani puluhan klien yang mengaggumi teknologi AR untuk menceritakan brand image mereka yang lebih inovatif dan menarik.
Saat ini, AR&Co yang memiliki karyawan sebanyak 36 tidak hanya berlokasi di Indonesia saja, tetapi kami juga telah membuka cabang perusahaan di Singapura dan Myanmar. Rencananya, di tahun 2013 kami akan membuka kantor baru di Thailand dan Malaysia.
Kenapa WIR tertarik untuk membawa teknologi AR di Indonesia?
Saat tahun 2009 lalu, teknologi AR sedang booming di daratan Eropa. Pada zaman ini, di sana teknologi AR telah direfleksikan ke dalam media-media kreatif yang kebanyakan digunakan oleh banyak perusahaan untuk mendongkrak brand image mereka di masyarakat. Melihat begitu potensialnya teknologi ini bagi perusahaan, kami juga melihat pasar di Indonesia yang saat itu belum terjamah dengan teknologi AR.
Terlebih lagi sebagai perusahaan kami yang bergerak di bidang pencitraan, mendapatkan satu permintaan dari sebuah klien besar yang meminta untuk menciptakan sebuah brand awarness baru "Teh Celup Sosor" jika produk mereka dapat dinikmati tidak hanya untuk orang tua tetapi seluruh usia dapat menikmati keunggulan tersebut dengan metode yang kreatif. Tertantang untuk memenuhi permintaan klien, kami pun mencoba untuk memperkenalkan teknologi AR yang sedang booming tersebut ke mereka.
Setelah merancang dan mempelajari teknologi AR dari sebuah perusahaan Prancis - Total Immeresion yang andal mengelola teknologi ini, akhirnya kami pun mempersiapkan sebuah pencitraan terbaru bagi klien tersebut dengan teknologi AR dan akhirnya kami pun memutuskan membawa teknologi ini di pasar Indonesia dan berniat serius di dalamnya.
Bagaimana AR&Co memasarkan teknologi AR di pasar yang belum kenal dengan teknologi ini?
Awal mulanya, kami kesulitan untuk memperkenalkan sebuah teknologi yang masih sangat baru di Indonesia. Terlebih lagi, banyaknya klien yang tidak mengetahui tentang teknologi ini membuat kesulitan kami di pasar pun bertambah. Tetapi kita tidak pernah patah semangat. Dengan metode door to door, kami mencoba mengetuk wadah inovasi perusahaan untuk mencoba teknologi baru yang bernama Augmented Reality (AR).
Akhirnya, setelah kami menawarkan teknologi yang berbeda dengan yang lain, pasar pun siap menerima kami.
Di tahun 2009 lalu kami telah menjalankan proyek AR dengan dua perusahaan besar di Indonesia "Teh Celup Sosro" yang menghadirkan teknologi AR di packing teh mereka dan juga "Telkom" yang pada saat itu ingin mengubah logo mereka dengan teknologi inovatif di sebuah acara peresmian yang diselenggarakan di salah satu stasiun televisi menggunakan teknologi AR. Kemudian, di tahun 2010 kami menjalankan proyek AR dengan 10 perusahaan, selanjutnya di tahun 2011 kami mendapatkan belasan klien dan 2012 klien kami telah mencapai lebih dari 20 perusahaan.
Dari lebih dari puluhan perusahaan yang menggunakan teknologi AR untuk mengakat brand awardness mereka, kira-kira klien manakah yang membutuhkan tenaga ekstra untuk menyelesaikan proyek tersebut?
Dari sekian banyak klien yang dilayani dengan teknologi AR, kami pernah kesulitan menjalankan proyek dari Cartoon Network yang berlokasi di Singapura ingin menghadirkan permainan kartu interaktif "Ben 10" yang dapat dimainkan oleh anak-anak menggunakan smartphone mereka.
Ini adalah proyek pertama dari kami yang menghadirkan permainan ke dalam sebuah teknologi AR, jadi apabila biasanya kami mengerjakan proyek dalam jangka waktu pengerjaan 1 bulan, dalam proyek ini kami harus mengerahkan kemampuan tim dalam waktu 4 bulan untuk menyelesaikan seluruh detail Ben 10 yang animasinya tidak bisa sembarangan dikerjakan.
Jikalau AR&Co melihat pasar AR begitu potensial di Indonesia, lantas bagaimana proyeksi pasar itu sendiri di sini?
Kami melihat bahwa masyarakat Indonesia yang selalu ingin mengetahui perkembangan teknologi terbaru merupakan satu nilai plus untuk memperkenalkan teknologi AR di sini.
Terlebih lagi perusahaan yang hanya khusus mengerjakan teknologi AR di Indonesia sepertinya baru kami saja. Keuntungan ini juga dapat dilihat dari pasar yang begitu berkembang pesat sehingga menaikan demand kebutuhana pun semakin meningkat, membuat kami melihat proyeksi pasar itu sendiri begitu besar.
Dari banyak sektor AR yang dapat digarap di Indonesia, sekiranya sektor apa yang memiliki potensi lebih dari sektor lainnya?
Dari banyak sektor AR yang dapat digarap, saya melihat bahwa industri game merupakan pasar potensial bagi para pengembang untuk mulai menyentuh teknologi ini.
Karena, saat ini perkembangan pasar yang mulai beralih dari featurephone ke smartphone dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bermain game atau sekedar mengunduh aplikasi. Apalagi kenyataan bahwa semua orang sangat menyukai bermain game, dan selalu ingin menikmati teknologi baru. Maka berkaca dari keuntungan ini, industri game adalah industri yang potensial untuk digarap dengan teknologi AR.
sumber : Jakarta, CHIP.co.id -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar